Pembinaan dan Profil Anggota Muhammadiyah

Sesuai penegasan dalam Anggaran Dasar dan dalam berbagai pemikiran resmi yang menjadi pedoman bagi warga dan pimpinan dalam hidup Muhammadiyah, seperti dalam Kepribadian Muhammadiyah, Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah dan sebagainya, Muhammadiyah adalah sebuah gerakaaman. Dalam berbagai rumusan tersebut di tegaskan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan dakwah amar ma'ruf nahi munkar, berasas Islam dan bersumber pada Al-Qur'an dan Sunnah, dengan maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Sebagai gerakan Islam, disamping harus berakhlak Islam dalam seluruh langkah dan tindakannya, Muhammadiyah harus selalu berjuang menggerakkan Islam, menjadikan Islam ini hidup dan menghidupkan, bergerak (dinamis), tidak diam (statis), sehingga  Islam sebagai rahmatan lil alamin dapat dirasakan oleh stiap orang, tidak hanya oleh orang Islam, tidak juga oleh orang Muhammadiyah saja. Sebagai gerakan Islam, Muhammadiyah juga dituntut mengamalkan semua perintah Islam sebagaimana diturunkan dalam Al-Quran dan as-Sunnah.
Dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, ada 4 misi yang harus di operasionalkan, yaitu:
  • Menegakkan tauhid yang murni sesuai dengan ajaran Allah SWT yang di bawa nabi Muhammad
  • Memahami agama Islam dengan menggunakan akal pikiran sesuai dengan ajaran Islam untuk menjawab dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang bersifat duniawi
  • Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber kepada Al-Qur'an dan Sunnah nabi
  • Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.
Misi Muhammadiyah tersebut secara lebih operasional di jabarkan ke dalam pola tugas dan amal usaha yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Tidak ada satupun aspek kehidupan manusia yang tidak dimasuki oleh Muhammadiyah, kecuali barangkali hanya politik praktis. Pola tugas Muhammadiyah yang pelaksanaanya meliputi seluruh aspek kehidupan itu sendiri dari 17 butir usaha yang merupakan satu kesatuan yang tidak bisa di pisahkan satu sama lain. Disamping itu 17 butir inilah program gerakan dakwha Muhammadiyah disusun dan atas dasar usaha ini pula organisasi Muhammadiyah di bangun.
Gerakan dakwah Muhammadiyah dengan usahanya yang sangat luas, hanya bisa berjalan secara efektif dan efisien apa bila tersedia faktor-faktor yang di perlukan, yang sering disebug sebagai faktor menegemen, yang terpenting dan sangat menentukan adalah faktor manusia. Sejarah perjalanan Muhammadiyah, terutama pada   pada awal-awal berdirinya, membuktikan bahwa peranan Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah dan gerakan tajdid, terasa benar apa yang didakwahkan dan apa yang di tajdidkan, karena orang-orang atau anggota-anggotanya sebagai unsur terpenting dalam gerakan ini menyadari benar posisi dan peranannya sebagai inti dan penggerakn misi gerakan. Hal ini dilakukan berdasarkan atas keyakinan tentang benarnya ide  dan ajaran yang didakwahkan oleh Muhammadiyah serta Khittah perjuangan yang ditempuhnya.
Terwujudnya anggota yang tangguh dan berkualitas sebagai subyek gerakan, sesungguhnya memang dipersiapkan secara khusus, sadar dan terencana oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan, sebagaimana halnya Nabi Muhammad pada awal perjuangannya, beliau mempersiapkan kader-kadernya melalui pembinaan dan pendidikan di rumah sahabat Al-Arqom.
KHA Dahlan mendirikan Qismul Arqa sebagai lembaga yang dimaksudkan untuk membentuk kader yang pertama kali dalam Muhammadiyah. Qismul Arqo kemudian mengalami proses perubahan nama dan metodenya, yang akhirnya berkembang dan menjelma menjadi Madrasah Mualimin dan Mualimat yang kita kenal sekarang. Peranan kedua Madrasah ini, baik yang ada di pusat maupun daerah sebagai tempat pembinaan kader Muhammadiyah sudah terbukti dan diakui.
Kedepa, Muhammadiyah akan menghadapi tantangan yang semakin berat dan kompleks. Era globalisasi dengan persaingannya yang semakin ketat dan tajam serta perubahan yang sangat cepat dan tajam serta perubahan yang sangat cepat dan dahsyat pada hampir seluruh aspek kehidupan, menuntut Muhammadiyah untuk mampu menampilkan anggota dengan profil yang sama sekali berbeda dengan profil anggota masa lalu.
Anggota Muhammadiyah masa depan harus lebih dinamis, inofatif, kreatif dan tanggap terhadap perubahan, mempunyai visi masa depan, bekerja dengan cerdas, berani dan lincah dalam menghadapi permasalahan dan tantangan, mampu membangun jaringan kerjasama dan mampu bekerja sama, disamping tetap istiqomah dan teguh dalam memegang prinsip perjuangan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, dakwah amar ma'ruf nahi Munkar.
Dalam rangka memberdayakan anggota dengan profil itu, peranan ranting sebagai kesatuan anggota di suatu tempat menjadi sangat penting dan strategis. Ranting menjadi basis dan ujung tombak gerakan Muhammadiyah. Kalau di perhatikan  ketentuan dalam Anggaran dan Anggaran Tangga, tugas pokok ranting adalah membina anggota disamping membina masyarakat lingkungannnya melalui program dakwah konvensional dan program dakwah jamaah.
Tugas pembiaan anggota dengan profil itu, bukanlah tugas yang ringan. Pelaksanaan tugas tersebut memerlukan ketekunan, keuletan dan kesabaran disamping memerlukan kemampuan dan ketrampilan. Masalahnya sekarang adalah bahwa tidak semua Pimpinan Ranting mempunyai kesadaran seperti itu, bahkan lebih tragis lagim bahwa banyak ranting di banyak tempat sudah tidak berfungsi lagi.
Oleh karena itu agenda pertama yang harus di lakukan dalam rangka pembinaan dan pemberdayaan anggota dalam menghidupkan dan memfungsikan kembali ranting, yang seperti kita ketahui bahwa kedudukan, posisi dan peranannya sungguh penting dan strategis dalam proses gerakan dakwah.
(Dikutip dari : Buku Menejemen Dakwah Muhammadiyah)
Share on Google Plus

About kita radio 107.6 fm

Komunitas Informasi Angkatan Muda yang Berkemajuan,Berkualitas,dan Berwawasan Islami
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar