Gonjang ganjing isu kebebasan menjadi salah satu trending topic di dunia remaja. Istilah kerennya freedom of act, alias kebebasan bertingkah laku. Kebebasan ini dinilai sebagai pemicu kreativitas dan inovasi anak bangsa. Remaja dibebaskan mengeksplorasi dan mengembangkan ide-ide yang diharapkan semakin memajukan bangsa. Namun sob, fakta empiris menunjukkan bahwa ide kebebasan ini justru biang dari munculnya keburukan dan kerusakan. Lah, pegimana ceritanye?
Sebetulnya, kebebasan bertingkah laku ini sepaket dengan agenda liberalisme a la barat. Kita mengenal adanya empat kebebasan: bertingkah laku, berekspresi, beragama, en berpendapat. Kebebasan ini dijadikan simbol modernisasi dunia. Prinsip-prinsip yang dianggap mengekang kebebasan harus mulai dihindari; setidaknya dipersempit ranahnya, misal: agama. Tak terlepas, remaja sebagai salah satu segmen masyarakat ikut pula dalam arus kebebasan ini. Salah satunya dicirikan dari gaya hidup pergaulan bebas yang kini diadopsi oleh sebagian besar remaja di dunia.
Cap gaul dan modern kini sudah benar didikte oleh barat. Remaja yang suka karokean, belanja di mall, pacaran, bahkan melakukan free sex atas dasar suka sama suka dianggap sebagai remaja gaul dan modern. Sementara remaja yang anti terhadap free sex, nongkrong nya di masjid, ke manapun bawa-bawa agama akan dicap sebagai remaja kolot, kampung, katrok, dan kuper. Semakin kebarat-baratan pergaulan seorang remaja, akan dianggap semakin modern. Tak ayal, role model mereka pun adalah artis-artis remaja hollywood yang hidupnya serba bebas dan glamour.
Pergaulan Bebas Biang Kerusakan
Sob, alih-alih membawa kepada kemajuan, pola gaya hidup bebas ini membawa dampak yang sangat merusak. Remaja-remaja saat ini sudah tidak malu lagi melakukan free sex dengan teman, pacar, atau bahkan ke tempat lokalisasi. Kasus terakhir yang sangat miris adalah dilakukannya pesta seks di salah satu SMP ketika guru sedang tidak ada di tempat! Hal ini seiring dengan survei KPAI yang menyatakan lebih dari 32% remaja di kota-kota besar sudah pernah melakukan hubungan seks dan kehilangan keperawanannya.
Angka seks bebas ini beriringan juga dengan bengkaknya angka aborsi di kalangan remaja. Sobat, angka aborsi di Indonesia mencapai 2 juta kasus per tahunnya! Angka yang sangat besar, yang menyumbang sekitar 5% angka aborsi di seluruh dunia. Dan dari 2 juta kasus tersebut, hampir setengah di antaranya dilakukan oleh usia belia, antara belasan tahun sampai usia mahasiswi. Dan persis seperti yang kita duga bersama, bahwa sebagian besar aborsi yang dilakukan bukan atas alasan medis, tetapi karena malu, teman-teman! Karena apa?? Karena malu kalau harus menanggung aib! Lah, bukankah bayi adalah titipan Allah? Bukanlah bayi adalah ciptaan Allah juga?? Memang benar, bayi adalah makhluk Allah. yang bahkan belum melakukan dosa sama sekali, apalagi masih di dalam janin. Tetapi, yang mereka malu adalah perbuatan zina mereka itu sendiri. Maunya zina nya saja, tetapi tanggung jawab nya tidak mau! Ada lagi kelakuan MBA alias Married by Accident. Menikah karena kecelakaan atas hal-hal yang diinginkan. Banyak remaja lulus SMP atau SMA langsung menikah, bukan karena demi beribadah dan memenuhi sunnah Rasulullah, tapi lebih karena malu atas perbuatan maksiat mereka, sehingga demi menutupinya, akhirnya terpaksa menikah.
Pergaulan bebas juga mengarah kepada penggunaan narkotika dan konsumsi miras di kalangan pelajar. Ngga jarang loh sob, mereka mendapatkan barang tersebut dari temannya di sekolah yang bertindak sebagai pengedar!
Pergaulan seperti inilah yang menyebabkan munculnya berbagai kerusakan. Salah satunya adalah mewabahnya HIV/AIDS. Data statistik terakhir menunjukkan ada lebih dari 150.000 warga terinfeksi HIV dan 50.000 warga mengidap penyakit AIDS di Indonesia, yang sebagian besar nya adalah usia remaja-pemuda. Konyolnya, solusi dari Pemerintah yang sekuler-liberal dan WHO justru menjadikan semakin tersebarnya penyakit ini dengan kampanye ABC nya, yaitu melakukan seks tak beresiko hamil menggunakan alat kontrasepsi. Seperti tahun lalu, Pemerintah mengadakan Pekan Kondom Nasional alias bagi-bagi kondom gratis pada momen Hari AIDS internasional, nyata-nyata mendorong para remaja “Silakan berzina! Tapi jangan sampai hamil ya…”
Allah SWT sudah menyatakan dalam firmannya:
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”
Ar rum: 41
Pilar Perlindungan dari Pergaulan Bebas!
Kemaksiatan global pergaulan bebas bablas inilah yang menjadi munculnya segala keburukan dan kerusakan di muka bumi ini, ya salah satunya wabah HIV/AIDS tadi. Maka mari sobat, dengan tegas kita nyatakan, Remaja Cerdas, Tolak Gaul Bebas! Sebagai gantinya, Islam juga punya loh sistem pergaulan! Sistem yang didasarkan pada ketaqwaan individu, masyarakat, dan negara inilah yang akan memuliakan manusia, mengembangkan kreativitas dan inovasi, serta mengangkat harkat dan martabat kita di hadapan Allah swt.
Lalu, bagaimana Islam mengentaskan problem ini hingga ke akar permasalahannya? Islam dengan luar biasa mengatur adanya tiga pilar yang membangun ketaqwaan sehingga tidak mungkin ada kesempatan dan pikiran untuk melakukan pergaulan bebas. Ketiga pilar ini adalah pilar individu, pilar masyarakat, dan pilar negara, sodara-sodara! Pilar pertama adalah individu, terkait dengan ketaqwaan personal. Sebagai seorang muslim, kita akan selalu merasa setiap aktivitas kita diawasi oleh Allah swt dan setiap amal yang kita lakukan di dunia akan mendapatkan konsekuensi nya di akhirat. Ketika amal yang kita lakukan di dunia ini semata-mata demi mengharapkan ridho Allah swt, maka tidak mungkin akan kepikiran untuk berbuat maksiat, dan insya Allah selalu melaksanakan amal sholeh.
Pilar kedua adalah pilar masyarakat, terkait adanya sistem saling menasihati dan saling mengawasi dalam perbuatan yang sesuai dengan syariah. Masyarakat khilafah bukanlah masyarakat apatis dan individualis seperti saat ini. Masyarakat khilafah akan bersikap ta’awun atau tolong menolong terhadap sesamanya, pun akan saling menasihati dalam ketaqwaan. Allah swt sudah menegaskan bahwa masyarakat yang bertaqwa adalah masyarakat yang saling menasihati dan mengawasi dalam al-‘Asw ayat 1-3,
“Demi masa, Sungguh, manusia berada dalam kerugian,kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran”
Pilar ketiga yang hari ini tidak tegak adalah pilar negara Islam sebagai solusi tuntas untuk membuat hukum-hukum yang mengatur manusia dengan peraturan ilahiah yang bersumber dari Zat Yang Maha Mengetahui manusia dan peraturannya pasti demi kebaikan kita semua. Insya Allah, dengan ketiga pilar ini, remaja serta umat secara umum akan mendapatkan rahmat dunia akhirat. Wallahu ‘alam
http://www.dakwahremaja.com/pergaulan-bebas-bablas.htm
0 komentar:
Posting Komentar